3 Hal yang Menjauhkan dengan Rasulullah SAW di Hari Kiamat
Sahabat Shalihah, mempercayai adanya
hari kiamat adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim karena hal ini merupakan
salah satu dari rukun iman. Hari kiamat begitu dahsyat. Hari kiamat adalah hari
dimana Allah SWT menghancurkan alam semesta ini sehancur-hancurnya hingga tak
tersisa lagi makhluk yang bernyawa. Pada hari yang mengerikan ini, ada golongan
yang bisa dekat dengan Rasulullah SAW dan ada pula yang sangat jauh dengan
beliau. Siapakah golongan ini? Simak hadits berikut ini:
Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di
antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak
adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling
jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan
mutafaihiqun.” (HR.
Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh
al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)
Di dalam hadits ini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa orang yang paling
dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Sedangkan
orang yang terjauh posisinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak adalah:
1.. Tsartsarun (banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain)
Syaikh Muhammad bin
Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan
bahwa makna tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan
suka menyerobot pembicaraan orang lain. Dia berbicara tanpa membiarkan orang
lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak diragukan lagi termasuk
kesombongan.
2.Mutasyaddiqun (berbicara dengan gaya
bicara yang meremehkan)
Syaikh Muhammad bin
Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan
bahwa maknamutasyaddiqun adalah orang yang suka berbicara
dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain seolah-olah dia adalah orang
paling fasih, itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri yang
berlebihan.
3. Mutafaihiqun (orang-orang yang sombong)
Syaikh Muhammad bin
Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan
makna mutafaihiqun:
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah
menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap
angkuh di hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia
berjalan di atas helaian daun (dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent)
karena adanya kesombongan di dalam dirinya. Perilaku ini tak diragukan lagi
termasuk akhlak yang sangat tercela, wajib bagi setiap orang untuk
menghindarinya. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak harta, kedalaman
ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Allah, seyogyanya dia merendahkan diri
(tawadhu’).
Harta, jabatan dan status sosial adalah hal yang
bersifat duniawi yang hanyalah titipan dari Allah SWT. Karena itu hendaknya hal
tersebut janganlah membuat kita menjadi sombong dan bersikap merendahkan orang
lain. Bersikaplah tawadlu dan mari jadikan Rasulullah SAW dengan akhlaknya yang
mulia sebagai suri tauladan.
Waallahu a’laam bishowab.