Rabu, 23 September 2015

3 Hal yang Menjauhkan dengan Rasulullah SAW di Hari Kiamat


Sahabat Shalihah, mempercayai adanya hari kiamat adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim karena hal ini merupakan salah satu dari rukun iman. Hari kiamat begitu dahsyat. Hari kiamat adalah hari dimana Allah SWT menghancurkan alam semesta ini sehancur-hancurnya hingga tak tersisa lagi makhluk yang bernyawa. Pada hari yang mengerikan ini, ada golongan yang bisa dekat dengan Rasulullah SAW dan ada pula yang sangat jauh dengan beliau. Siapakah golongan ini? Simak hadits berikut ini:

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun.” (HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)

Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa orang yang paling dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Sedangkan orang yang terjauh posisinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak adalah:

1.. Tsartsarun (banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain. Dia berbicara tanpa membiarkan orang lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak diragukan lagi termasuk kesombongan.

2.Mutasyaddiqun (berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa maknamutasyaddiqun adalah orang yang suka berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain seolah-olah dia adalah orang paling fasih, itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri yang berlebihan.

3. Mutafaihiqun (orang-orang yang sombong)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan makna mutafaihiqun: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap angkuh di hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia berjalan di atas helaian daun (dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent) karena adanya kesombongan di dalam dirinya. Perilaku ini tak diragukan lagi termasuk akhlak yang sangat tercela, wajib bagi setiap orang untuk menghindarinya. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak harta, kedalaman ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Allah, seyogyanya dia merendahkan diri (tawadhu’).

Harta, jabatan dan status sosial adalah hal yang bersifat duniawi yang hanyalah titipan dari Allah SWT. Karena itu hendaknya hal tersebut janganlah membuat kita menjadi sombong dan bersikap merendahkan orang lain. Bersikaplah tawadlu dan mari jadikan Rasulullah SAW dengan akhlaknya yang mulia sebagai suri tauladan.
Waallahu a’laam bishowab.

Sumber: berbagai referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Ahlan Wa Sahlan, Semoga Bermanfaat